1 Sejarah dan Pengertian
Desain Komunikasi Visual
Sebagai
suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman
spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks
secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang
memproduksi diagram dansketsa dan lain-lain.
Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di
kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya
merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam
berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa
terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan
penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu
dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya
berkaitan dengan indera penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide
dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta
warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak
yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin
disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk
menguraikannya.
2
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dengan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual seperti yang sudah dijelaskan
pada sub materi diatas memiliki perbedaan dengan Seni Murni, dimaa Seni murni
merupakan ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih
ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Hal itu lah yang membuat desain komunikasi visual
berbeda dengan seni murni. Sebuah karya seni lebih bersifat ekspresif dan tidak
punya tujuan secara umum. Seni bersifat individual dan berorientasi kepada
ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya (seniman). Sedangkan desain grafis
berorientasi kepada kegunaan atau fungsinya. Desain grafis yang baik akan
dilihat dari seberapa besar impact dari karya yang dihasilkannya.
Sebagai
contoh, bandingkan sebuah lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak mengajak
siapapun untuk melakukan apapun. Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa
dinilai bebas dari berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster
ditujukan untuk menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan tingkat
keberhasilannya pun dilihat dari seberapa baik massa terpengaruh dengan poster
tersebut.
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa desain komunikasi visual dan seni murni adalah suatu
hal yang berbeda. Desain komunikasi visual adalah seni yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang banyak dalam bentuk tampilan visual. Sedang seni
murni adalah ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih
ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
3.
Elemen-Elemen Desain Komukasi Visual
Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang
desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut.
Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain
adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa
digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.
*Desain
danTipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga
dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai
metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual).
Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan
informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda
lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itupekerjaan seorang
tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan
sehari-hari.
Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer
terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer
dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk
mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada,
contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan,
feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti
bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan
oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan
kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih
memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa
untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu gambar atau
image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk mengetahui dan
memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang
diharapkan dari pengamat yang dituju.
Dewasa ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan
fotografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain
Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen
tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri.
Contohnya bila kita melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resor),
tentunya kita akan melihat banyak foto yang menarik tentang tempat dan
fasilitas dari tempat tersebut yang membuat kita tertarik untuk mengunjungi
tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut digunakan
jenis huruf yang serius atau resmi (contohnya jenis huruf Times), maka kesan
santai, relax dan nyaman tidak akan ‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
*Desain
dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya manusia, lebih dari
30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu
dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini
menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang
mereka alami sehari-hari.
Dewasa ini peranan simbol sangatlah penting dan
keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun
kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan
tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan,
hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang
komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan
bahasa yang sama.
Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana
informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya sebagai
komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan
letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain
digunakan simbol.
*Desain
dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang
berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau
fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata lain,
ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam
Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi
dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti
ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan
fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja
fotosintesis.
Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan
dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi,
tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar.
Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan
dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat
bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat
ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk
“merekam” momen sesaat.
Saat ini ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita
anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya ilustrasi yang harus
menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau anak burung yang sedang
menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang
bermain-main. Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang
imajinasi anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum
dapat membaca.
*Desain
dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak
menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan
(advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang
ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam
hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan
kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar